Saturday, January 3, 2015

Ketahui Tanda-tanda Autis Mulai sejak Anak Umur 12 Bulan

Deteksi gejala-gejala masalah pada bayi di tahun-tahun awal kehidupan mereka.

Petti Lubis, Anda Nurlaila

VIVAnews - Masalah tingkah laku hubungan serta komunikasi atau autisme masih tetap jadi sinyal bertanya dalam dunia medis. Walau pemicunya belum di ketahui dengan cara pasti, ada langkah untuk mengetahui tanda-tanda autisme pada anak dengan cara awal. Deteksi serta therapy autisme lebih cepat berikan hasil paling baik untuk perubahan anak autis.

Neurolog Anak Dr Hardiono D Pusponegoro menyebutkan spektrum autisme biasanya terbagi dalam sebagian type, salah satunya masalah autistik, sindroma Asperger, Pervasive Development Disorder (PDD NOS), sindroma Rett serta Childhood Disintegrative Disorder.


Peran orang-tua sangatlah utama dalam usaha deteksi awal tanda-tanda autisme pada anak. Orang-tua mesti mewaspadai jika dalam saat awal perkembangan bayi mulai tunjukkan tanda-tanda autisme.

Ada banyak tanda-tanda masalah pada bayi di tahun-tahun awal kehidupan mereka. Tak ada 'babbling', atau tidak bisa menunjuk dengan jari atau mimik yang kurang pada umur 12 bln.. Juga tak ada kata bermakna pada umur 16 bln..

Di umur yang lebih tinggi 24 bln. umpamanya, balita belum dapat mengatakan dua kata yang dapat dipahami. Atau, dapat pula anak kehilangan kekuatan bicara atau kekuatan sosial di beragam umur.

" Beberapa gejala ini yaitu sinyal bahaya (red flags) yang berikan info pada orangtua bahwa anak kemungkinan menderita autisme, " katanya pada konferensi pers Autism Now di FX Lifestyle Jakarta, Senin, 14 Juni 2010.

Untuk meyakinkan, skrining tanpa ada instrumen dinilai dapat mendeteksi lebih jauh tanda-tanda autisme anak. Apabila diagnosis menunjukkan anak alami tanda-tanda autisme seperti masalah tingkah laku, hubungan, serta komunikasi butuh selekasnya dikerjakan therapy.

Intervensi mulai sejak awal, menurut Dr. Hardiono punya pengaruh penting pada perbaikan tingkah laku. Therapy serta edukasi yang pas bakal melakukan perbaikan anak dengan autisme. " Dari pengalaman saya, pasien autisme beberapa besar tak membutuhkan obat. Yang dibutuhkan yaitu therapy serta edukasi yang baik, " tuturnya memberikan.

Therapy medis diberlakukan jika anak berperilaku maladaptif seperti agresif, repetitif, menyakiti diri sendiri, alami masalah tidur atau hiperaktif atau mempunyai penyakit penyerta yang lain.

Bila anak positif terdeteksi menderita autis, Dr. Hardiono menuturkan therapy butuh untuk menolong sesuai sama keperluan anak. " Therapy integrasi, floor time, therapy tingkah laku dan melibatkan orang-tua dan edukasi yang pas menolong anak menangani situasi dalam dianya sesuai sama umur. "